Reseller adalah salah satu model bisnis yang semakin diminati, terutama dalam era digital.
Banyak orang tertarik menjadi reseller karena fleksibilitasnya yang memungkinkan siapa saja berjualan tanpa harus memproduksi barang sendiri.
Artikel ini akan membahas apa itu reseller, cara kerja reseller, jenis-jenisnya, serta lima kelebihan utama yang membuat bisnis ini layak untuk dicoba.
Apa Itu Reseller?
Reseller Adalah…

Apa itu reseller? Secara sederhana, reseller adalah seseorang atau perusahaan yang membeli produk dari pemasok atau produsen, lalu menjualnya kembali kepada konsumen dengan harga yang lebih tinggi. Keuntungan diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual.
Dalam praktiknya, reseller biasanya berperan sebagai perantara yang membantu produk sampai ke tangan pembeli.
Berbeda dengan dropshipper…
Reseller harus memiliki stok barang sebelum menjualnya, sementara dropshipper hanya bertindak sebagai penghubung antara pemasok dan pembeli tanpa menyimpan stok sendiri.
Lebih lanjut, baca: Dropship vs Reseller, 7 Perbedaan & Mana yang Lebih Menguntungkan?
Cara Kerja Reseller
Cara kerja reseller cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Model bisnis ini memberikan fleksibilitas tinggi, tetapi tetap membutuhkan strategi yang tepat untuk sukses.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menjalankan bisnis reseller:
1. Memilih Produk yang Tepat
Menentukan produk yang akan dijual adalah langkah pertama yang krusial. Produk yang memiliki permintaan tinggi dan sesuai dengan target pasar akan lebih mudah dipasarkan.
Contoh: fashion, kosmetik, gadget, atau produk digital yang sering dicari oleh konsumen.
2. Mencari Supplier Terpercaya
Supplier berperan penting dalam kelangsungan bisnis reseller. Memilih supplier yang menawarkan harga grosir kompetitif dan kualitas produk yang terjamin akan memudahkan reseller dalam berjualan.
Supplier bisa berasal dari produsen langsung, distributor besar, atau platform grosir yang menawarkan berbagai pilihan produk.
3. Membeli Stok Produk
Tidak seperti dropshipper, reseller harus memiliki stok produk sebelum menjualnya. Oleh karena itu, manajemen stok yang baik sangat diperlukan agar bisnis berjalan lancar.
Beberapa supplier menawarkan sistem pre-order untuk reseller yang ingin mengurangi risiko stok menumpuk dan modal awal yang terlalu besar.
4. Menentukan Harga Jual
Menentukan harga jual yang kompetitif sangat penting untuk menarik pelanggan. Harga harus mencerminkan keuntungan yang cukup tanpa membuat produk sulit terjual.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan harga jual meliputi harga pasar, biaya operasional, daya beli konsumen, dan strategi diskon jika diperlukan.
5. Memasarkan Produk
Produk yang sudah siap dijual harus dipasarkan dengan strategi yang tepat. Reseller dapat memanfaatkan berbagai platform seperti marketplace, media sosial, website pribadi, atau toko fisik untuk menjangkau pelanggan.
Strategi pemasaran yang efektif meliputi iklan berbayar (Facebook Ads, Google Ads), content marketing, serta promosi khusus seperti diskon dan bundling produk.
6. Melayani Pelanggan dan Mengelola Pengiriman
Layanan pelanggan yang baik akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pembeli. Reseller harus sigap dalam menanggapi pertanyaan, memberikan informasi produk, dan menangani keluhan pelanggan dengan profesional.
Selain itu, reseller bertanggung jawab dalam proses pengemasan dan pengiriman barang. Jika menggunakan layanan fulfillment, tugas ini bisa lebih ringan karena pengiriman dilakukan oleh pihak ketiga.
Jenis-Jenis Reseller
Reseller dapat dibedakan berdasarkan cara operasionalnya. Masing-masing jenis memiliki kelebihan dan tantangan yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis reseller yang umum ditemukan:
1. Reseller Online
Reseller online menjual produk melalui platform digital seperti e-commerce, marketplace (Shopee, Tokopedia, Lazada), atau media sosial.
Model ini memungkinkan jangkauan pelanggan yang lebih luas tanpa harus memiliki toko fisik.
Contoh:
Reseller kosmetik yang berjualan melalui Instagram atau reseller gadget yang menggunakan marketplace.
2. Reseller Offline
Reseller offline menjual barang secara langsung di toko fisik, bazar, atau event tertentu.
Jenis ini cocok untuk produk yang memerlukan interaksi langsung dengan pelanggan, seperti pakaian atau makanan.
Contoh:
Reseller makanan ringan yang menjual produknya di pasar atau toko kelontong.
3. Reseller Tanpa Stok (Pre-Order Model)
Model ini memungkinkan reseller untuk mengumpulkan pesanan terlebih dahulu sebelum membeli barang dari supplier.
Dengan cara ini, reseller dapat menghindari risiko kelebihan stok dan modal yang besar. Namun, perlu perencanaan yang baik agar pelanggan tidak menunggu terlalu lama.
Contoh:
Reseller yang menjual pakaian dengan sistem pre-order setiap bulan.
4. Reseller dengan Sistem Keagenan
Reseller ini bergabung dalam jaringan reseller yang dikelola oleh perusahaan tertentu. Biasanya mendapatkan harga lebih murah atau sistem komisi khusus.
Model ini cocok untuk produk seperti suplemen kesehatan atau kosmetik dengan skema bisnis berjenjang.
Contoh:
Reseller produk herbal yang menjadi bagian dari jaringan distributor resmi.
5 Kelebihan Menjadi Reseller
Reseller memiliki berbagai keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan bisnis yang menarik. Berikut adalah lima kelebihannya:
1. Modal Awal yang Relatif Kecil
Memulai bisnis reseller tidak memerlukan modal besar. Reseller hanya perlu membeli stok sesuai kemampuan dan tidak perlu mengeluarkan biaya produksi.
Beberapa supplier bahkan menawarkan sistem reseller tanpa biaya pendaftaran, sehingga dapat dijalankan dengan risiko minimal.
2. Fleksibilitas dalam Berjualan
Bisnis reseller dapat dijalankan secara online maupun offline, sehingga memungkinkan siapa saja untuk terlibat tanpa terikat jam kerja tetap.
Cocok bagi mahasiswa, ibu rumah tangga, atau pekerja paruh waktu yang ingin memiliki penghasilan tambahan.
3. Tidak Perlu Produksi Sendiri
Reseller tidak perlu repot mengurus proses produksi atau pengembangan produk, sehingga dapat fokus pada pemasaran dan penjualan.
Hal ini menghemat biaya dan waktu dalam operasional bisnis.
4. Potensi Keuntungan yang Menarik
Dengan strategi harga yang tepat, reseller bisa mendapatkan margin keuntungan yang cukup besar.
Misalnya, reseller pakaian dapat memperoleh keuntungan hingga 50% dari harga beli jika strategi pemasaran dilakukan dengan baik.
5. Peluang Berkembang ke Skala Lebih Besar
Jika dikelola dengan baik, bisnis reseller dapat berkembang menjadi distributor atau bahkan menciptakan brand sendiri.
Contoh: Memulai sebagai reseller produk skincare, lalu berkembang menjadi produsen dan meluncurkan merek pribadi.
Kesimpulan
Menjadi reseller adalah peluang bisnis yang menjanjikan, terutama di era digital.
Dengan memahami apa itu reseller, cara kerja reseller, dan jenis-jenisnya, siapa pun bisa memulai bisnis ini dengan mudah.
Selain itu, dengan lima kelebihan yang telah dijelaskan, reseller memiliki potensi untuk berkembang ke skala yang lebih besar.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih produk yang tepat dan mencari supplier terpercaya agar bisnis berjalan lancar.